Lentera JSS- Pertumbuhan ekonomi di wilayah asia tenggara diproyeksikan akan mengalami penguatan sebesar 5%, sedangkan pemerintah indonesia percaya diri proyeksi IMF dan Word Bank tentang pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2025 hanya sebesar 4,7% tidak akan terjadi.
Sejumlah ekonom menaruh kepercayaan tinggi terhadap proyeksi yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kedua lembaga itu memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 4,7 persen, atau di bawah ambang 5 persen. Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, menyatakan bahwa proyeksi tersebut disusun berdasarkan analisis mendalam dan data yang solid. “Sulit untuk meragukan hasil kajian dari lembaga sekelas IMF dan Bank Dunia, karena kredibilitas mereka sudah teruji,” ujarnya.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perkeonomian Susiwijono Moegiarso di kantornya menyatakan
“Spending, public consumption, kita tinggi share-nya ke PDB, jadi relatif lebih resilient daripada ekonomi negara lain mestinya, turunnya hanya 0,4 poin persentase. Padahal AS dan China diperkirakan turun 0,9 poin persentase dan global outlook ekonominya dari 3,2-3,3% tinggal 2,8%,” ujar Susiwijono.
“Jadi, jika dibandingkan dengan outlook penurunan ekonomi negara-negara besar dan dunia kita masih dianggap optimis ekonomi kita,” tegasnya.
Fenomena melambatnya pertumbuhan ekonomi ini pun memicu kekhawatiran akan membesarnya sektor ekonomi gelap di Indonesia. Ketika pertumbuhan resmi melemah dan daya beli masyarakat tertekan, aktivitas ekonomi di luar sistem formal dikhawatirkan akan semakin meluas. Kondisi ini bukan hanya mengaburkan potret riil perekonomian nasional, tetapi juga berisiko menggerus penerimaan negara serta memperbesar ketimpangan sosial yang selama ini sulit diatasi.
Penulis: Ari Dwi Prasetyo
Leave a Reply